Thursday, November 14, 2013
PENGISIAN KEKOSONGAN ANGGOTA DAN SETJEN BPM KMFP UNPAD 2013/2014
Posted by BPM KMFP UNPAD On 2:41 PM 1 commentThursday, June 13, 2013
Satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa
yang merupakan motto dari lahirnya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 silam
menjadi dasar bagi pemuda Indonesia untuk bersatu melakukan pergerakan
merebut kemerdekaan. Kesatuan diantara pemuda dan keinginan bersama
untuk merdeka memberikan peluang besar untuk mencapai tujuan perjuangan.
Jika kita flash back mengingat sejarah
terbentuknya sumpah pemuda dan awal munculnya pergerakan para pemuda
dalam memerdekakan negara ini dari bangsa penjajah, banyak perhimpunan
dan organisasi pemuda yang muncul yang memiliki cita – cita dan
keinginan bersama.
Lahirnya Budi Utomo pada tahun 1908 yang
diprakarsaai oleh Dr.Soetomo, Dr.Cipto Mangunkusumo dan EFE.Douwes
Dekker menjadikan bangsa Indonesia mulai bangkit dari keterpurukan yang
sudah lama dipikul atas penjajahan bangsa – bangsa luar. Kelahiran Budi
Utomo ini memberikan dampak yang bagus dan direspon oleh pemuda
Indonesai dengan munculnya organisasi – organisasi kepemudaan dan
himpunan pemuda.
Munculnya organisasi dan himpunan pemuda
Indonesia menumbuhkan semangat perjuangan dan mempererat persatuan
serta menyamakan tujuan yang dahulunya masih bersifat kedaerahan.
Para pemuda dahulu sadar bahwa sifat
kedaerahan yang selama ini masih tertanam di benak mereka akan
menghambat cita – cita yang hendak mereka capai. Begitu juga dengan
sifat ketergantungan kepada pemimpin akan menjadi kendala bagi mereka
untuk meraih kemerdekaan. Atas kesadaran inilah yang melatarbelakangi
diselenggarakannya kongres pemuda yang menghasilkan Sumpah Pemuda yang
menjadi patokan dalam pergerakan mereka.
Sumpah Pemuda yang telah berusia 84
tahun seolah – olah kurang menunjukkan eksistensinya dikalangan muda –
mudi Indonesia sekarang. Begitu sulitnya perjuangan pemuda pada zaman
dahulu untuk melahirkan pemersatu diantara pemuda ini. Perjuangan keras
dan bersifat dinamis yang berkobar – kobar pada pemuda dahulu sekarang
hilang dimakan waktu dan perubahan kehidupan.
Sangat disayangkan, alat pemersatu
pemuda Indonesia yang begitu bergairah untuk diaplikasikan mulai hilang
dari kehidupan pemuda sekarang. Kesadaran akan keinginan bersama untuk
bersatu melawan penjajahan masa kini diantara pemuda sudah mulai pudar.
Kehidupan yang serba instan melenyapkan dan menutupi kesadaran itu.
Pemuda adalah generasi penerus bangsa
ini, dengan pegucapan ikrar Sumpah Pemuda berarti pemuda saat itu
bersatu untuk membangun bangsa, bersatu untuk mebebaskan bangsa dari
belenggu penjajahan masa kini dengan nilai – nilai kebersamaan dan
persaudaraan, toleransi, tanggung jawab dan disiplin diri, memiliki
wawasan, dan berjiwa nasionalis. Hal inilah yang sebenarnya perlu
ditanamkan bagi pribadi pemuda sekarang.
Suatu hal yang paling disayangkan bagi
pemuda Indonesia saat ini yaitu banyak diantara pemuda yang tidak
mengetahui isi dari Sumpah Pemuda yang sebenarnya. Hal ini adalah
tantangan besar untuk memersatukan cita – cita dan keinginan bersama
bagi bangsa ini. Bagaimana mungkin persamaan itu bisa bersatu jika
dasarnya saja tidak diketahui.
Dalam menghadapi hari depan yang mana
arah dan tujuan bangsa ini adalah di tangan pemuda masa kini, dalam
perenungan sumpah pemuda kita dapat bertanya pada generasi muda
sekarang. Republik ini dirintis dengan buaian, dilahirkan dengan modal
kecerdasan, dengan serangan kecerdasan. Dapatkah diri kita kembangkan
demikian dengan peningakatan kesempatan kritis dan cerdas?
Pemuda Indonesia saat ini perlu dihimbau
dan ditegaskan dengan meningkatkan solidaritas, integritas, dan
profesionalitas pemuda menuju bangsa yang sejahtera dan bermartabat.
Karena hal ini mampu membangkitkan kesadaran segenap pemuda Indonesia
dalam meningkatkan semangat kebangsaan serta mengantisipasi masih
lemahnya daya saing pemuda Indonesia. Hal ini juga dapat menginspirasi
pemuda dalam melakoni pengabdiannya terhadap bangsa dan negara.
Peningkatan kesadaran pemuda masa kini
akan memampukan pemuda dahulu sebagai the founding fathers mentransfer
semangat Sumpah Pemuda 1928 dalam menghadapi berbagai tantangan
kehidupan bangsa di era kekinian. Sehingga, peringatan Hari Sumpah
Pemuda yang dilaksanakan secara rutin setiap tahun, tetap memiliki
relevansi historis dari waktu ke waktu.
Salah satu wujud semangat Sumpah Pemuda
di era kekinian adalah dengan memunculkan kesadaran bahwa kemajuan
bangsa yang berkeadilan sosial dan bermartabat, akan lebih cepat
tercapai apabila bangsa Indonesia tetap mempertahankan rasa persatuan
dan kesatuan. Menyadari itu semua, sudah sepatutnya para pemuda memiliki
kesadaran posisi untuk terus mengasah jiwa kepeloporannya dalam
memperbaiki kualitas kehidupan bangsa kita.
Dengan seperti itu kelak dari antara
para pemuda sekarang, akan muncul pemimpin – pemimpin bangsa yang
memiliki kesadaran sejarah yang tinggi sekaligus memahami karakteristik
bangsa Indonesia yang majemuk. Kita tidak boleh melupakan sejarah.
Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah; Jasmerah! Bung Kamo pernah
mengatakan bahwa orang yang melupakan sejarah akan menjadi bayi seumur
hidup. Oleh karena itu nilai – nilai sejarah dan semangat persatuan dan
kesatuan sebagaimana yang terkandung dalam Sumpah Pemuda kiranya dapat
diresapi, demi mengembangkan watak nasionalis – religious, menjaga
eksistensi NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UDD 1945 yang
ber-Bhinneka Tunggal Ika.
Harapan bagi pemuda sekarang dalam
memperingati Sumpah Pemuda supaya menunjukkan persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia atas kesadaran sendiri dan bukan merupakan paksaan,
karena modal kekuatan bangsa adalah persatuan dan kesatuan yang kokoh.
Dengan persatuan dan kesatuan bangsa ini niscaya gangguan dari arah
manapun dapat ditanggulangi dengan baik dan sigap.
ditulis oleh Arion Euodia Saragih, Komisi 1 BPM KMFP Unpad 2013
mubes tengah tahun kmfp unpad 2013 dilaksanakan pada tanggal 30 april 2013. dihadiri oleh perwakilan bem, himpunan dan perhimpunan serta warga kmfp sendiri.
selain membahas evaluasi BEM dan Pemaparan kegiatan himpunan perhimpunan, dilakukan juga pelantikan BP Pemira yang bertugas mengawal jalannya PEMIRA 2013 ke depan. [klik untuk baca notulensi sidang]
presidium sidang |
peserta sidang |
ketua BPM KMFP Unpad 2013 , kang Faisal Abdillah |
peserta sidang |
pelantikan BP Pemira |
Thursday, May 30, 2013
selamat kepada kang Ary Satria sebagai SENATOR TERKERAMAT BULAN APRIL 2013. tetap dipertahankan dan yang lain juga ikut termotivasi. VIVA LEGISLATIVA
Thursday, May 9, 2013
Lokakarya
Pola Pembinaan merupakan salah satu agenda tahunan yang diadakan oleh BPM KMFP
Unpad demi menyamakan persepsi mengenai pola pembinaan. kegiatan ini dilakukan
pada 1-2 April di Student Center lantai 2 Fakultas Pertanian Unpad. dengan
agenda hari pertama dilakukan bersama pihak dekanat dan hari kedua dilakukan
pemilihan ketua PAM (Penerimaan Anggota Muda) Keluarga Mahasiswa Fakultas
Pertanian Unpad dan ketua MABIM (Masa Bimbingan) Anggota Muda Keluarga
Mahasiswa Fakultas Pertanian Unpad.
Kegiatan
ini juga dihadiri oleh perwakilan angkatan mengingat kegiatan ini terbuka untuk
semua warga KMFP.
setelah
melalui jajak pendapat, terpilihlah Kang Nasrul (2009) sebagai ketua PAM KMFP
2013 dan Kang Iqbal (2011) sebagai ketua Mabim 2013.
Ceu Nofalia (2009) sebagai moderator lokakarya |
Suasana lokakarya |
Kang Iqbal (2011) Ketua Mabim 2013 |
Kang Nasrul (2009) Ketua PAM 2013 |
Pemberian Plakat oleh Kang Faisal (Ketua BPM KMFP 2013) kepada moderator |
semoga Ketua PAM dan Ketua
Mabim KMFP 2013 dapat mengemban amanah ini dengan sebaik baiknya. Viva
legislativa!
Banyak
orang yang berpendapat bahwa berorganiasi itu adalah suatu kegiatan yang hanya
membuang-buang waktu khususnya para kaum mahasiswa dan orang tua. Mereka yang
berpendapat seperti ini merasa bahwa dengan kita berorganisasi maka waktu masa
muda kita tidak bisa kita nikmati misalnya bermain, berlatih menjadi seorang
wirausaha, belajar serta yang lainnya. Orang tua juga banyak berpendapat bahwa
dengan mengikuti organisasi akan mengganggu jam belajar anaknya dan menambah
biaya pengeluaran.
Pemikiran yang seperti ini bisa
dinyatakan pemikiran yang primitif, dimana kita tidak menyadari bahwa dengan
berorganisasi maka bisa memanage diri
dan waktu kita. Banyak pelajaran yang bermanfaat yang kita dapatkan dalam
berorganisasi khususnya dalam persiapan menyongsong masa depan di dunia kerja.
Salah satu organisasi mahasiswa
menurut saya yang sangat berpengaruh terhadap tujuan dari berorganisasi yaitu
BPM (Badan Perwakilan Mahasiswa). Kalau dalam tingkatan pemerintahan Indonesia
BPM ini seperti DPR yang berperan penting dalam menaungi atau mewakilkan
berpuluh-puluh bahkan sampai berratus-ratus mahasiswa secara langsung. Tugas
ini memang sangat berat, tetapi dalam tugas organisasi seperrti inilah kita
dituntut bagaimana cara kita bukan hanya memanage
diri dan waktu kita, tetapi juga bagaimana kita bisa menjadi perwakilan dari
banyaknya mahasiswa.
Dengan peran sebagai wakil dari
banyak mahasiswa, kita juga dituntut berpikir secara dinamis dan sinergis
antara kuliah dan organisasi. Kerjasama yang tinggi dan energik juga dituntut
dalam BPM sehingga kita bisa tetap solid
dalam mengemban tanggung jawab baik perkuliahan maupun organisasi. Jiwa
kepemimpinan dalam diri kita akan semakin dibangun bagaimana cara kita
menjangkau begitu banyak mahasiswa yang berbeda-beda baik dari segala sifat,
asal, budaya dan yang lainnya.
Dengan tuntutan yang begitu banyak
dalam BPM, saya merasa bahwa organisasi ini mampu membantu dalam menyongsong
masa depan baik dalam dunia kerja maupun kehidupan sosial bermasyarakat. Di BPM
kita akan mendapatkan gambaran bagaimana caranya kita bisa berjiwa besar, tetap energik walaupun banyak tantangan yang
dihadapi, bersosialisasi terhadap orang-orang yang sebelumnya tidak kita kenal,
dan bagaimana caranya membangun serta menjaga hubungan yang sinergis dengan
orang lain.
Ilmu pengetahuan
itu bukan hanya didapatkan dalam perkuliahan saja, tetapi dengan berorganisasi
kita juga akan mendapatkan banyak pengetahuan yang mungkin tidak didapatkan
dalam kelas perkuliahan. Hal inilah yang sangat mendukung betapa besarnya
manfaat yang akan kita dapatkan dalam berorganisasi. Tingkatkan kualitas organisasi
dan tetap tingkatkan juga pendidikanmu. Mahasiswa...!!! Jaya...!!!
© ditulis oleh Anggota Komisi I Arion Euodia Saragih
Jika tidak di BPM, saya tidak akan sepeduli
ini.
BPM, Badan Perwakilan Mahasiswa. Kata orang,
ini lembaga yang membosankan, dengan undang-undang yang digeluti, dengan kertas
bertuliskan apresiasi yang memenuhi.
Sejak menggeluti organisasi di bangku SMA, saya
selalu berprinsip “Isi otak dulu, baru terjun ke lapangan”, prinsip ini
saya bawa hingga saat ini. Saya berhasil, menembus dunia BPM KMFP UNPAD,
terpilih menjadi anggota dan memilih komisi 3. Dari 25 partner saya, 6 orang
diantaranya selalu bekerja bersama saya, terbentuk dalam satu komisi dengan
tugas yang sama beratnya dengan komisi lain. Selama menjadi anggota BPM, saya
harus mengakui bahwa hal yang saya dapatkan jauh melebihi target yang saya
rencanakan. Saya belajar banyak hal, di sini, bersama keluarga BPM.
Ada 2 hal yang saya rasa ini sangat-amat-harus
diceritakan.
Pertama, BPM membuat saya peduli.
Akhir-akhir ini, isu kenaikan uang semesteran,
dan penghapusan uang pangkal serta penerapan UKT (Uang Kuliah Tunggal) di UNPAD
telah menjadi pemberitaan utama mahasiswa-mahasiswa UNPAD, termasuk saya dan
teman-teman di fakultas saya. Lalu, saya dan teman-teman BPM KMFP berusaha
mengkaji hal ini dengan ketentuan mencari sumber yang tepat dan bukan sekedar
isu.
Hari senin yang lalu, tanggal 25 Maret, saya
dan kang Ahmad menghadiri pertemuan seluruh perwakilan BPM Fakultas di acara
BPM Kema dengan tujuan mengkaji masalah ini. Yang saya tahu, jika UKT
diterapkan, hal ini hanya akan berdampak pada mahasiswa baru. Uang semesteran
mereka akan naik, tapi tidak dengan angkatan saya dan angkatan-angkatan di atas
saya.
Jika saja saya bukan anggota BPM, mungkin saya
tidak akan memusingkan hal ini, toh ibaratnya ini tidak akan berdampak pada
saya. Uang semesteran saya tidak akan naik. Tapi berbeda kondisinya ketika saya
menjadi anggota BPM. Saya harus peduli pada kesejahteraan mahasiswa-mahasiswa
UNPAD, baik itu teman fakultas saya, teman fakultas lain, angkatan lama dan
bahkan calon mahasiswa baru. Lalu saya ikut mengkaji dan bersama-sama mencari
jalan keluar agar penetapan UKT tidak benar-benar menjadi penghambat bagi calon
mahasiswa untuk berkuliah di UNPAD. Well, kami harus peduli. Saya
belajar kepedulian.
Kedua, BPM mengajarkan saya bahwa perempuan ada
bukan hanya sekedar pelengkap, tapi lebih dari itu.
Saya, Ary dan Irfan adalah sebagian dari
anggota komisi 3 yang memiliki kesamaan, sama-sama suka berbicara, sama-sama
suka berdebat. Di suatu kesempatan, kami mengadakan rapat komisi, membahas
mengenai suatu hal yang memancing kami semua untuk berargumen. Satu persatu di
antara kami mengungkapkan pendapat, hingga akhirnya Ary dan Irfan saling
berselisih. Sudah menjadi hal biasa ketika saya selalu berusaha menjadi
penengah di antara mereka, lalu saya memutuskan mencari solusi lain sebagai
jalan tengah yang diambil dari benang merah pembicaraan. Kebetulan kami semua
sepakat, dan menemukan titik kesimpulan yang tepat.
Masih dalam keadaan lelah setelah saling
berargumen, tiba-tiba Ary berbicara “Ini nih pentingnya ada perempuan di
sini, dia bisa jadi penengah buat kita yang sama-sama keras.” Ary
mengangguk-mengangguk dan saya tersenyum-senyum.
Karena BPM, maka saya paham tentang hal seperti
ini.
© ditulis oleh anggota komisi III Siti Hajar Riyanti Wikara
Subscribe to:
Posts (Atom)